Kasih seorang guru

Hari demi hari ditunggu, setiap hari bangun pagi jam 4 wib sudah bangun persiapkan semua keperluan untuk anggota keluarga, suara azanpun bergema siguru ambil wuduk, laksanakan sholat subuh, siguru berdoa hampir menangis, semua didoakan, yaAllah jadikan anak-anakku anak yang sholeh, anak yang berguna untuk bangsa dan negara, berikan mereka kekuatan dan kesehatan agar mereka bisa belajar dengan baik, semua harapan negara dan bangsa ada ditangan siswa2ku, jadikan mereka generasi penerus yang beruman, bertaqwa agar mereka bisa membawa negara ini kearah yang benar. Jika mereka dewasa jadikan mereka pemimpin2 yang adil, amin…amin yaAllah.

Sholat selesai sigurupun bersiap-siap untuk berangkat kesekolah, jam 6.15 menit siguru sudah berdiri dipinggir jalan, menunggu bus yang akan keluar kota, bus datang, sigurupun memanjat mobil alhamdulilah masih ada bangku yang kosong, gurupun terlena didalam bus,. 60 menit berlalu sampailah guru disekolahnya, guru memasuki halaman sekolah, dipintu gerbang sang guru disambut dengan senyum oleh wajah-wajah cantik dan tampan-tampan, sang guru semakin bahagia,. Bel berbunyi, guru siap-siap memasuki ruangan kelas. siswa dimotivasinya untuk belajar, pelajaran kimia dijelaskan olehnya sebaik mungkin..banyak siswa yang mengeluh,…kimia itu sulit buk..dengan sabar buk guru menjelaskan tidak ada yang sulit nanda yang penting nanda punya kemauan untuk belajar, dengan kasih sayang sang guru mengajak siswa untuk belajar, keinginan sang guru hanya satu…siswanya harus berhasil….Belajar diruangan yang terbuka dihembus angin sepoi-sepoi,dinding lokal yang terdiri dari triplek yang disusn separoh, sehingga kaki sang guru dan kaki siswa nampak dari luar, kadang2 dalam belajar masuklah ayam,…tapi semua itu tidak menghalangi semangat guru untuk mengajar . Jam mengajarpun habis sang gurupun keluar dari ruangan, dilanjutkan dengan giliran berikutnya,  hari-hari dilaluinya sampai akhirnya rapat kenaikan kelas, siswanya berkasus, sang guru berusaha menyelamatkan siswanya, sang guru mati2an mempertahankan siswanya, ketika ada siswanya yang tinggal kelas sang gurupun menangis, kecewa,sedih, serasa ada yang hilang didirinya, sang guru kecewa…sekali